Site icon Blog SIG dan Geografi

Ekstraksi Undakan/Teras Bagian 1

Teras/undakan adalah bentang alam khas yang terdiri dari dua elemen morfologi: anak tangga yang miring dan tapak yang relatif datar (Leopold et al., 1964). Merupakan sejarah aktivitas pencucian fluvial dan / atau glasial di masa lalu. Teras/undak datar jarang lebih curam dari kemiringan ~ 13%. Tapak dibatasi oleh naikan di sisi menurun (batas garis lereng). Di sisi bukit, dataran sering merupakan peralihan ke kipas aluvial, kaki lereng menuju ke naikan lain, atau singkapan batuan dasar.

Teras fluvial adalah dataran banjir yang terbengkalai. Mereka terbentuk oleh erosi lateral lembah oleh alirannya, biasanya selama periode aggradasi, dan ditorehkan (ditinggalkan) ketika saluran menyempit dan dataran banjir baru muncul pada ketinggian yang lebih rendah. Torehan dan Terbengkalai yang didorong oleh satu atau lebih faktor, termasuk pengangkatan tektonik, penurunan permukaan laut, perubahan berupa sedimentasi atau pelepasan/erosi, perubahan iklim, interaksi kompleks antara hal-hal ini, dan modifikasi oleh manusia. Sisa teras yang diawetkan di dinding lembah dapat berupa permukaan batuan dasar datar atau bentukan bangku yang dilapisi kerikil. Elemen bentuk lahan ketiga yang mungkin dari teras dapat ada dalam beberapa kasus: bentukan kipas yang landai merupakan transisi yang membentang antara datar teras dan lereng bukit yang berdekatan (atau naikan teras berikutnya yang lebih tinggi). Serangkaian teras yang bertumpuk disebut “flight” atau undakan/tangga.

Teras/undakan Kame terbentuk dari pengendapan sedimen oleh aliran air yang meleleh yang mengalir di sepanjang tepi es. Endapan teras Kame biasanya bercampur dengan endapan alluvial fan (lembah anak sungai), till, glaciolacustrine, dan endapan lereng bukit setempat. Ketel (depresi glasial) sering menjadi ornamen permukaan teras kame.

ALUR KERJA ArcGIS

1.) Unduh DEM. Buka zip. Siapkan folder proyek. Taruh DEM di sana.

2.) Muat DEM ke dalam ArcMap.

3.) Buat clip yang mirip. Gunakan ini untuk memotong DEM ke wilayah studi koridor sungai. Gambar poligon (Customize> Draw toolbar), ubah menjadi sebuah shapefile (pilih, lalu klik kanan pada nama Data Frame> Convert Graphics to Features), gunakan Data Management Tools> Raster> Raster Processing> Clip tool.

4.) Setel Data Frame ke sistem koordinat yang diproyeksikan (mis., UTM Zone 49S) atau proyeksikan menggunakan metode BILINEAR.

5.) Matikan Background Processing (menu Geoprocessing> Geoprocessing Options > hapus centang pada kotak Enable).

6.) Opsional: Simpan file untuk dipindah atau dibagikan. File> Map Document Properties> centang untuk Store Relative Paths.

7.) Simpan .mxd ke folder proyek. Simpan semua file yang Anda buat mulai sekarang di folder ini.

8.) Buat raster hillshade. Sesuaikan transparansi.

9a.) Membuat raster slope (persen).

9b.) Opsional: Filter Majority pada Slope raster untuk mengurangi dan agregasi noise (Filter Majority – Focal Statistics).

10.) Klasifikasi ulang lereng menjadi 2 kelas (Teras datar dan bukan Teras datar).
– Gunakan alat Reclassify (Spatial Analyst tools > Reclass > Reclassify tool).
– Atur Old Value (kelas piksel kemiringan 0-10%) ke New Value = 1
– Atur Old value (kemiringan kelas piksel 10-100%) ke New Value = NoData.
– Hasil raster menunjukkan “teras datar”, atau kemungkinan bentukan teras

11.) Buat kontur yang berada agak jauh di atas teras tertinggi di wilayah Anda (Spatial Analyst tools > Surface > Contour List).

12.) Opsional: Potong data lebih lanjut untuk mengurangi data luar dan waktu pemrosesan. Lihat Langkah 2.

13.) Mengkonversi raster piksel “teras/undakan”, yang dibuat pada Langkah 10, menjadi sebuah shapefile (Conversion tools > From Raster > Raster To Point).

14.) Ekstrak nilai elevasi dari DEM ke shapefile titik teras (Spatial Analyst> Extraction> Extract Values to Points). Ini akan membuat shapefile titik baru dengan nilai elevasi dalam kolom yang disebut RASTERVALU. Setiap kali Anda menggunakan tool ini, Anda mendapatkan shapefile baru, jadi jaga agar file Anda tetap teratur dan ketahui mana yang sedang Anda kerjakan.

15.) Bersihkan tabel atribut. Nama RASTERVALU tidak membantu. Buka tabel atribut dan buat kolom baru (format Float, nama Elev_m). Gunakan Kalkulator Kolom untuk menduplikasi nilai di RASTERVALU di kolom baru ini (Elev_m = RASTERVALU). Hapus RASTERVALU.

16.) Anda membutuhkan kolom untuk jarak hilir/downstream. Ada beberapa cara untuk melakukannya. Salah satu caranya adalah dengan membuat field baru lainnya (Long Integer, namai Northing atau Easting). Jika sungai Anda mengalir cukup banyak dari utara-selatan, gunakan Northing. Jika jalur ini umumnya mengarah ke timur-barat, maka gunakan Easting.

17.) Ekspor data dalam tabel atribut ke Excel (.dbf).

18.) Plot Elevasi vs. Jarak Hilir/downstream (ke utara atau timur atau apa pun yang Anda ketahui). Pilih simbol kecil untuk poin di chart.

19.) Menginterpretasikan tingkat teras. Kemungkinan Anda akan melihat data palsu yang muncul sebagai trek diagonal *. Ini adalah piksel datar di drainase atau di sepanjang punggungan bukit. Lihat kembali ke layer kemiringan yang telah diklasifikasikan ulang untuk menemukan piksel non-teras ini. Pertimbangkan untuk memberi label mereka di chart.

** Ada cara yang lebih efisien untuk melakukan ini dengan R atau Python.

Selain itu, jika rata-rata teras datar tidak cukup dapat diinterpretasikan, coba bagi-bagi aliran menjadi penggal sepanjang 500m, kerjakan langkah, dan buat plot. Kami menemukan penggal 500m bekerja lebih baik untuk menggambarkan teras. Banyaknya plot yang diperlukan pasti sangat memakan waktu untuk saluran/aliran yang panjang. Cara yang lebih cepat untuk mencapai semua ini adalah dengan menggunakan program R.

Exit mobile version
Skip to toolbar