Site icon Blog SIG dan Geografi

Volume Tererosi Minimum Bagian -3

GAMBARAN UMUM

Untuk mengukur volume cekungan danau yang kering dengan menggunakan DEM, kontur garis batas danau harus ditentukan, DEM dipotong menurut kontur ini, dan perbedaan ketinggian antara topografi modern dan raster permukaan danau dihitung. Dalam contoh ini, digunakan DEM 30m dan garis batas 1500m DPL. Diasumsikan bahwa danau telah mengering begitu saja (tidak ada erosi sedimen, tidak ada sedimen baru yang ditambahkan). Pekerjaan tambahan untuk merekonstruksi bentuk bekas cekungan danau perlu dilakukan jika terjadi pengambilan atau penimbunan material setelah danau kering.

Langkah-langkah:

1.) Mengunduh DEM dari situs web National Elevation Data Seamless Server (http://seamless.usgs.gov/) atau sumber lain.

2.) Proyeksikan DEM (Data Management Tools > Projections and Transformations > Raster > Project Raster).

3.) Isi DEM (Spatial Analyst Tools> Hydrology> Fill tool)

4.) Deliniasikan batas cekungan (Spatial Analyst > Surface > Contour List > masukkan nilai). Satuan ketinggian untuk kebanyakan DEM adalah meter. Periksa Properties > Source jika kurang jelas.

5.) Jika kontur tidak sepenuhnya menutupi cekungan danau, edit polyline / poligon (Toolbar editor) untuk memastikannya.

6.) Gunakan poligon untuk memotong DEM (Data Management > Raster > Raster Processing > Clip).

7.) Ubah poligon menjadi Points (Data Management> Features> Feature Vertices to Points). Pertimbangkan untuk menyederhanakan poligon jika jumlah titik vertice memperlambat pemrosesan.

8.) Ekstrak ketinggian titik garis air danau dan tambahkan nilai ini ke tabel atribut titik (Spatial Analyst > Extraction > Extract Values to Points or Extract Multiple Values to Points)..

9.) Dalam Analis 3D, buat TIN (3D Analyst Tools > TIN Management > Edit TIN) menggunakan titik yang diekstrak sebagai kelas fitur masukan. Nilai ketinggian akan muncul di kolom baru yang disebut RASTERVALU.

10.) Ubah input nilai ketinggian ke RASTERVALU, atur SF-Type ke Masspoints, dan jalankan tool.

11.) Konversi TIN ke Raster (3D Analyst > Conversion > From TIN > TIN to Raster) dengan tipe data Output sebagai Integer, Metode diisi Linear, Jarak pengambilan sampel sebagai Ukuran Sel.

12.) Klip TIN raster ke poligon danau (Data Management > Raster > Raster Processing > Clip). Pastikan untuk mencentang pillihannya.

13.) Hitung selisih permukaan danau sebelumnya (TIN) dan topografi modern (DEM) menggunakan Kalkulator Raster (Spatial Analyst > Map Algebra > Raster Calculator).

14.) Hitung volume dengan terlebih dahulu mencari jumlah total piksel antara dua permukaan. Klik kanan raster> raster > Properties > Symbology > Classified, klik tombol Classify, di Classification Statistics di kanan atas temukan nilai Sum. Kalikan Jumlah dengan luas satu piksel. Hasilnya adalah meter kubik. Pastikan Anda memeriksa Properties> Source> Cell size dari DEM Anda; ukuran sel bervariasi tergantung garis lintang dan proyeksi.

15.) Ubah m3 menjadi km3 untuk volume akhir.

 

RVA – Rasio Volume terhadap Luas

RVA adalah rasio volume 3D (V) dari suatu DAS dengan luas planimetrik 2Dnya (A). Volume ini ditemukan setelah Anda menghitung volume suatu cekungan. Indeks tersebut merupakan alat untuk membandingkan kelompok-kelompok DAS dalam berbagai tahapan pembentukannya. RVA berguna dalam membandingkan efek relatif dari pengangkatan dan denudasi di pegunungan yang stabil secara tektonik dibanding yang secara aktif secara tektonis.

Exit mobile version
Skip to toolbar